24 Desember 2015

Membangun Rumah Di Dalam Surga

Edisi Jum'at, 12 Rabi'ul Awwal 1437 H / 25 Desember 2015 M.

# 6 Shalat Sunnah Rawatib 12 Rakaat

Ummu Habibah radiyallahu ‘anha telah meriwayatkan sebuah hadits tentang keutamaan sholat sunnah rawatib, dia berkata: saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang sholat dua belas rakaat pada siang dan malam, maka akan dibangunkan baginya rumah di surga“. Ummu Habibah berkata: saya tidak pernah meninggalkan sholat sunnah rawatib semenjak mendengar hadits tersebut. ‘Anbasah berkata: Maka saya tidak pernah meninggalkannya setelah mendengar hadits tersebut dari Ummu Habibah. ‘Amru bin Aus berkata: Saya tidak pernah meninggalkannya setelah mendengar hadits tersebut dari ‘Ansabah. An-Nu’am bin Salim berkata: Saya tidak pernah meninggalkannya setelah mendengar hadits tersebut dari ‘Amru bin Aus. (HR. Muslim no. 728).

Penjelasan hadits 12 rakaat ini diriwayatkan oleh At-Tarmidzi dan An-Nasa’i, dari ‘Aisyah radiyallahu ‘anha, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan dua belas (12) rakaat pada sholat sunnah rawatib, maka Allah akan bangunkan baginya rumah di surga, (yaitu): empat rakaat sebelum dzuhur, dan dua rakaat sesudahnya, dan dua rakaat sesudah maghrib, dan dua rakaat sesudah ‘isya, dan dua rakaat sebelum subuh“. (HR. At-Tarmidzi no. 414, An-Nasa’i no. 1794)

Singkatnya, rincian 12 shalat sunnah rawatib :
4 rakaat sebelum zuhur
2 rakaat setelahnya
2 rakaat setelah magrib
2 rakaat setelah isya
2 rakaat sebelum subuh

Catatan :
Shalat sunnah 4 rakaat sebelum dzuhur bisa dilakukan setelahnya apabila tidak sempat dilakukan sebelumnya berdasarkan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

Syarat agar mendapat keutamaan di atas ada 2 :
1. Menjaga shalat fardhu
2. Dikerjakan secara rutin / terus menerus (Hadits Shahih)

Catatan : 12 rakaat ini lebih afdhal dilakukan di rumah namun boleh dilakukan di masjid.

#7 SHALAT DHUHA
"Barangsiapa shalat dhuha 4 rakaat, dan 4 rakaat seblum zuhur. Allah bangunkan rumah di surga." (Hadits Shahih)

salah satu Nama sekaligus sifat Allah ASY-SYAKUR :  membalas dengan balasan yang lebih.
Ibadah ringan, namun Allah balas dengan ganjaran yang besar.

Diriwayatkan Anas bin Malik, Rasulullah shallallu 'alaihi wasallam:
"Barangsiapa shalat dhuha 12 rakaat, Allah bangunkan untuknya  istana emas di surga."

Shalat dhuha adalah wasiat Nabi kepada ummatnya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam  berwasiat kepadaku 3 perkara;
1. Puasa 3 hari setiap bulan tanggal 13, 14, 15
2. 2 rakaat shalat dhuha
3. Shalat witir sebelum tidur
(Hadits Shahih)

Shalat dhuha juga dinamakan dengan "Shalat Al-Awwabin" artinya orang yang kembali kepada Allah.
Nabi shalalallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah orang yang melaksanakan shalat dhuha melainkan dia adalah orang-orang Awwabin."

SESI PERTANYAAN:
Waktu shalat witir?
Jawab: dilakukan setelah isya sampai sebelum adzan subuh.

Kajian Jumat : Disampaikan oleh Ustadz Sofyan Bafin Zen -hafizahullah- di Masjid Sulaiman Fauzan Al Fauzan Bagek Nyaka Lombok Timur NTB.
Baca Selengkapnya

15 Desember 2015

Kisah Inspiratif : Syaikh Husni Rahimahullah dan Sandal Jepit

 Sangat sulit melupakan sosoknya, walau sudah sekian tahun meninggalkan mereka untuk selamanya. Jamaah Sunnah selalu ingat akan dirinya. Tidak hanya ingat sosoknya yang bersahaja, namun juga tak akan pernah lupa bahwa melalui beliaulah mereka keluar dari belenggu-belenggu kesyirikan dan bid’ah. Kalau bukan karena Allah kemudian beliau, mungkin sampai saat ini mereka masih terpasung dengan ajaran-ajaran sesat.

Mungkin di luar sana tidak ada yang mengenal siapa Syaikh Husni rahimahullah, namun bagi Jamaah Sunnah di Lombok, khususnya Lombok timur, NTB, beliau adalah sosok yang sangat populer dan penomenal, sosok manusia yang luar biasa, bagaimana tidak, Lombok bersinar terang dengan cahaya Sunnah melalui dirinya. Ia bak oase di tengah gersangnya akidah yang benar, di tengah keringnya ajaran Sunnah.

Jika ditengok perjuangan beliau, setiap orang akan geleng-geleng kepala, mirip menumbuhkan pohon pisang di tengah padang pasir, cemohan, hinaan, berupa-rupa ujian keras beliau hadapi, namun kini pohon itu hidup dengan daun yang rindang dan buah yang banyak, juga matang dan enak.

Wajar jika Jamaah Sunnah Lombok selalu ingat figur, sosok, persona, sifat, juga akhlak beliau, sampai-sampai jika ada sesuatu, selalu beliau yang diingat, dijadikan contoh, dijadikan barometer, bahkan melihat anaknya seolah sedang melihat beliau rahimahullah. Seperti dalam kisah berikut ini:
Suatu hari, saat-saat baru pulang dari Madinah setelah lulus kuliah, Ustadz Abdullah Husni (Ananda Syaikh Husni rahimahullah) pergi untuk mengisi kajian ke Paok Dangka (sebuah kampung).

Singkat cerita, Jamaah Sunnah Paok Dangka sangat antusias mendengarkan kajian Ustadz Abdullah Husni, seolah-olah sedang melihat sosok Syaikh Husni rahimahullah di hadapan mereka.

Sampailah pada sesi tanya jawab, salah seorang dari jamaah bernama Mas’ud alias Amak Marsafi mengangkat tangan, dugaan semua orang dia pasti akan bertanya, namun ternyata ia hanya ingin menyampaikan sesuatu, sebuah pengalaman akhlak saat dia menimba ilmu kepada Syaikh Husni rahimahullah, ia menuturkan: ‘Ustadz Abdullah, saya masih teringat, mamik pelungguh (Ayahanda), tuan guru kami tercinta, ketika itu beliau mengumumkan di hadapan para jamaah.

Beliau (Syaikh Husni rahimahullah) berkata: ‘Para jamaah sekalian, tiang (saya) ngendeng (minta) maaf, barusan saya ke WC memakai sandal, entah sandal siapa, oleh karena itu tiang mohon maaf sebesar-besarnya karena memakai sandal tanpa izin.’

Sesaat setelah mendengar ucapan itu, saya menoleh kepada para jamaah, saya menyaksikan air mata bercucuran, mereka terisak-isak sesenggukan, bahkan ada yang berusaha merunduk karena tak kuasa menahan air mata.

Ustadz Abdullah Husni pun menjawab dengan nada berat tercekat: ‘Keh doayang ye atek ne ampunin dosa-dosa mamik tiyang dait atek ne bermanfaat ilmu-ilmu yang telah disampaikan, de pede amalang ye.’ (Mari kita doakan beliau agar diampuni dosa-dosa Ayahanda, dan agar bermanfaat ilmu-ilmu yang telah disampaikan, kita amalkan dia).

Terbetik dalam hati saya, Syaikh Husni rahimahullah sampai mengumumkan mengenai sandal yang beliau pakai, kenapa hal yang sekecil ini diumumkan di hadapan jamaah yang seandainya tanpa izin pun para jamaah akan meridoinya. Bahkan seandainya beliau meminta yang lebih dari itu, insyaAllah akan diberikan oleh mereka. Sebuah akhlak yang luar biasa, dan rasa takut kepada Allah yang sangat tinggi, yang patut dicontohi oleh setiap da'i.

*****

Catatan:
  • Saya dalam kisah ini adalah Ustadz Abu Nadhiroh, salah satu penggawa Ma’had Assunnah Lombok, pengisi tetap Satu Radio, Lombok Timur NTB.
  • Mungkin tulisan ini tidak manis karena memang bukan gula, tapi mudah-mudahan kita dapat memetik pelajaran yang manis dari isinya yang berguna..amiiin

Di ruang sepi, Ahad, 13/12/2015
Marwan AM, حفظه الله تعالى

http://pondokassunnah.com/syaikh-husni-rahimahullah-sandal-kisah-inspratif/
Baca Selengkapnya