Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah
Pertanyaan :
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Apakah malam Lailatul Qadar itu
suah pasti pada suatu malam ataukah berpindah dari suatu malam ke malam lainnya
pada setiap tahunnya ?
Jawaban :
Tidak diragukan lagi bahwa Lailatul Qadar terjadi pada bulan Ramadhan. Allah
berfirman:
"Sesungguhnya kami telah menurunkan (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan."
[Al-Qadar : 1]
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga menjelaskan dalam ayat yang lain bahwa Dia telah
menurunkan Al-Qur'an pada bulan Ramadhan.
"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang
didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an." [Al-Baqarah : 185]
Rasulullah pernah beri'tikaf pada sepuluh malam pertama bulan Ramadhan untuk
mencari Lailatul Qadar, lalu beri'tikaf pada sepuluh malam pertengahan, hingga
beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam melihat Lailatul Qadar ini pada sepuluh
malam terkahir pada bulan Ramadhan.[1]. Kemudian terjadi persamaan mimpi di
antara beberapa sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa ia terjadi
tujuh malam terakhir dari Ramadhan. Lalu beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda :
"Saya melihat bahwa mimpi kalian saling bersesuaian terjadi pada tujuh
malam terakhir. Maka barangsiapa yang ingin mencarinya hendaklah ia mencarinya
pada tujuh malam terakhir"
Inilah pembatasan yang paling minimal dari penentuan dalam waktu tertentu.
Jika kita memperhatikan dalil-dalil tentang Lailatul Qadar, akan jelas bagi kita
bahwa Lailatul Qadar itu berpindah dari satu malam ke malam lainnya. Ia tidak
terbatas dengan satu hari tertentu pada setiap tahunnya. Nabi pernah diberi tahu
dalam tidurnya tentang Lailatul Qadar. Sedangkan pagi harinya beliau sujud di
atas tanah yang tergenang air yang mana malam itu adalah malam ke dua puluh satu
[3] Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda.
"Carilah Lailatul Qadar pada hari ganjil di sepuluh malam terakhir
dari Ramadhan" [4]
Hal ini menujukkan bahwa Lailatul Qadar tidak terbatas pada satu malam tertentu.
Dari sini terkumpullah dalil-dalilnya, sehingga seyogyanya seseorang selalu
mengharap turunnya Lailatul Qadar pada setiap malam dari sepuluh malam terakhir.
Dan pahala Lailatul Qadar itu diperoleh oleh siapa saja yang menghidupkan malam
itu dengan penuh iman dan ikhlas, baik itu mengetahuinya atau tidak. Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Barangsiapa bangun shalat pada malam Lailatul Qadar karena iman dan
keikhlasan maka dosanya yang telah lalu diampuni" [5]
Di sini tidak dikatakan, jika ia tahu waktu turunnya. Jadi tidak disyaratkan
untuk mendapatkan pahala Lailatul Qadar orang yang beribadah harus mengetahui
waktunya dengan pasti. Tetapi barangsiapa beribadah pada setiap malam dari
sepuluh malam terkahir bulan Ramadhan, karena keimanan dan keikhlasan maka kami
yakin bahwa ia pasti mendapatkan Lailatul Qadar sama saja apakah terjadi di
awalnya, pertengahannya ataupun akhirnya. Allah lah yang memberi taufik.
[Disalin dari kitab Majmu Fatawa Arkanil Islam, edisi Indonesia Majmu Fatawa
Solusi Problematika Umat Islam Seputar Akidah dan Ibadah, Penulis Syaikh
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Penerbit Pustaka Arafah]
________
Foote Note
[1]. Hadits Riwayat Bukhari dalam "Fadhlu Lailatul Qadri" Bab Mencari Lailatul
Qadar (2016). Dan Muslim dalam "Shiyam" Bab Keutamaan Lailatul Qadar.
[2]. Hadits Riwayat Bukhari dalalm "Fadhilah Lailatul Qadar" Bab Mencari
Lailatul Qadar (2015). Dan Muslim Dalam "Shiyam" Bab Keutamaan Lailatul Qadar
(215).
[3]. Sudah ditakhrij
[4] Hadits Riwayat Bukhari Dalam "Shalat Tarawih" Bab Mencari Lailatul Qadar
Pada Malam Ganjil Dari Sepuluh Malam Terakhir (1913). Dan Muslim Dalam "Shiyam"
Bab Keutamaan Lailatul Qadar (1169)
[5] Hadits Riwayat Bukhari "Kitab Iman" Bab Sunnah Shalat Bulan Ramadhan
Termasuk Dari Iman (37). Dan Muslim "Shalat Musafirin" Bab Hasungan Untuk Shalat
Bulan Ramadhan (173).