Pertanyaan:
Akhir-akhir ini, banyak orang yang berpuasa di awal bulan Rajab.
Saya ingin bertanya, apakah ada tuntunannya dari Rasulullah puasa hanya
di awal bulan Rajab atau hanya beberapa hari saja di bulan Rajab?
Hendra Irawan (**hendra@***.com)
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Tidak terdapat amalan khusus terkait bulan Rajab,
baik bentuknya shalat, puasa, zakat, maupun umrah. Mayoritas ulama
menjelaskan bahwa hadis yang menyebutkan amalan di bulan Rajab adalah
hadis dhaif dan tertolak.
Ibnu Hajar mengatakan,
لم يرد في فضل شهر رجب ، ولا في صيامه ، ولا في صيام شيء
منه معين ، ولا في قيام ليلة مخصوصة فيه حديث صحيح يصلح للحجة ، وقد سبقني
إلى الجزم بذلك الإمام أبو إسماعيل الهروي الحافظ
“Tidak terdapat riwayat yang sahih yang layak dijadikan dalil
tentang keutamaan bulan Rajab, tidak pula riwayat yang shahih tentang
puasa rajab, atau puasa di tanggal tertentu bulan Rajab, atau shalat
tahajud di malam tertentu bulan rajab. Keterangan saya ini telah
didahului oleh keterangan Imam Al-Hafidz Abu Ismail Al-Harawi.”
(Tabyinul Ujub bi Ma Warada fi Fadli Rajab, hlm. 6)
Keterangan yang sama juga disampaikan oleh Imam Ibnu Rajab. Dalam
karyanya yang mengupas tentang amalan sepanjang tahun, yang berjudul Lathaiful Ma’arif, beliau menegaskan tidak ada shalat sunah khusus untuk bulan rajab,
لم يصح في شهر رجب صلاة مخصوصة تختص به و الأحاديث المروية
في فضل صلاة الرغائب في أول ليلة جمعة من شهر رجب كذب و باطل لا تصح و هذه
الصلاة بدعة عند جمهور العلماء
“Tidak terdapat dalil yang sahih tentang anjuran shalat tertentu di
bulan Rajab. Adapun hadis yang menyebutkan keutamaan shalat Raghaib di
malam Jumat pertama bulan Rajab adalah hadis dusta, batil, dan tidak
sahih. Shalat Raghaib adalah bid’ah, menurut mayoritas ulama.”
(Lathaiful Ma’arif, hlm. 213)
Terkait masalah puasa di bulan Rajab, Imam Ibnu Rajab juga menegaskan,
لم يصح في فضل صوم رجب بخصوصه شيء عن النبي صلى الله عليه و
سلم و لا عن أصحابه و لكن روي عن أبي قلابة قال : في الجنة قصر لصوام رجب
قال البيهقي : أبو قلابة من كبار التابعين لا يقول مثله إلا عن بلاغ و إنما
ورد في صيام الأشهر الحرم كلها
“Tidak ada satu pun hadis sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam tentang keutamaan puasa bulan Rajab secara khusus. Hanya terdapat
riwayat dari Abu Qilabah, bahwa beliau mengatakan, ‘Di surga terdapat
istana untuk orang yang rajin berpuasa di bulan Rajab.’ Namun, riwayat
ini bukan hadis. Imam Al-Baihaqi mengomentari keterangan Abu Qilabah,
‘Abu Qilabah termasuk tabi’in senior. Beliau tidak menyampaikan riwayat
itu, melainkan hanya kabar tanpa sanad.’ Riwayat yang ada adalah riwayat
yang menyebutkan anjuran puasa di bulan haram seluruhnya” (Lathaiful
Ma’arif, hlm. 213)
Keterangan Ibnu Rajab yang menganjurkan adanya puasa di bulan haram,
ditunjukkan dalam hadis dari Mujibah Al-Bahiliyah dari bapaknya atau
pamannya, Al-Bahily. Sahabat Al-Bahily ini mendatangi Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, setelah bertemu dan menyatakan masuk islam, beliau
kemudian pulang kampungnya. Satu tahun kemudian, dia datang lagi menemui
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Ya Rasulullah, apakah anda masih mengenal saya.” Tanya Kahmas,
“Siapa anda?” tanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Saya Al-Bahily, yang dulu pernah datang menemui anda setahun yang lalu.” Jawab sahabat
“Apa yang terjadi dengan anda, padahal dulu anda berbadan segar?” tanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Saya tidak pernah makan, kecuali malam hari, sejak saya berpisah dengan anda.” Jawab sahabat.
Menyadari semangat sahabat ini untuk berpuasa, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehatkan,
لِمَ عَذَّبْتَ نَفْسَكَ، صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ، وَيَوْمًا مِنْ كُلِّ شَهْرٍ
Mengapa engkau menyiksa dirimu. Puasalah di bulan sabar (ramadhan), dan puasa sehari setiap bulan.
Namun Al-Bahily selalu meminta tambahan puasa sunah,
“Puasalah sehari tiap bulan.” Orang ini mengatakan, “Saya masih kuat.
Tambahkanlah!” “Dua hari setiap bulan.” Orang ini mengatakan, “Saya
masih kuat. Tambahkanlah!” “Tiga hari setiap bulan.” Orang ini tetap
meminta untuk ditambahi. Sampai akhirnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam memberikan kalimat pungkasan,
صُمْ مِنَ الحُرُمِ وَاتْرُكْ، صُمْ مِنَ الحُرُمِ وَاتْرُكْ، صُمْ مِنَ الحُرُمِ وَاتْرُكْ
“Berpuasalah di bulan haram, lalu jangan puasa (kecuali ramadhan)…,
Berpuasalah di bulan haram, lalu jangan puasa…, Berpuasalah di bulan
haram, lalu jangan puasa.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Al-Baihaqi dan yang
lainnya. Hadis ini dinilai sahih oleh sebagian ulama dan dinilai dhaif
oleh ulama lainnya).
Bulan haram artinya bulan yang mulia. Allah memuliakan bulan ini
dengan larangan berperang. Bulan haram, ada empat: Dzulqa’dah,
Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
Puasa di Bulan Haram
Hadis Mujibah Al-Bahiliyah menceritakan anjuan untuk berpuasa di
semua bulan haram, sebagaimana yang ditegaskan Ibnu Rajab. Itupun
anjuran puasa ini sebagai pilihan terakhir ketika seseorang hendak
memperbanyak puasa sunah, sebagaimana yang disarankan oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada sahabat Al-Bahily. Karena itu,
terlalu jauh ketika hadis ini dijadikan dalil anjuran puasa di bulan
rajab secara khusus, sementara untuk bulan haram lainnya, kurang
diperhatikan. Karena praktek yang dilakukan beberapa ulama, mereka
berpuasa di seluruh bulan haram, tidak hanya bulan rajab. Sebagaimana
dinyatakan oleh Ibnu Rajab,
قد كان بعض السلف يصوم الأشهر الحرم كلها منهم ابن عمر و
الحسن البصري و أبو اسحاق السبيعي و قال الثوري : الأشهر الحرم أحب إلي أن
أصوم فيها
Beberapa ulama salaf melakukan puasa di semua bulan haram, di
antaranya: Ibnu Umar, Hasan Al-Bashri, dan Abu Ishaq As-Subai’i. Imam
Ats-Tsauri mengatakan, “Bulan-bulan haram, lebih aku cintai untuk
dijadikan waktu berpuasa.” (Lathaiful Ma’arif, hlm. 213).
Para Sahabat Melarang Mengkhususkan Rajab untuk Puasa
Kebiasaan mengkhususkan puasa di bulan rajab telah ada di zaman Umar
radhiyallahu ‘anhu. Beberapa tabiin yang hidup di zaman Umar bahkan
telah melakukannnya. Dengan demikian, kita bisa mengacu bagaimana sikap
sahabat terhadap fenomena terkait kegiatan bulan rajab yang mereka
jupai.
Berikut beberapa riwayat yang menyebutkan reaksi mereka terhadap
puasa rajab. Riwayat ini kami ambil dari buku Lathaiful Ma’arif, satu
buku khusus karya Ibnu Rajab, yang membahas tentang wadzifah (amalan
sunah) sepanjang masa,
روي عن عمر رضي الله عنه : أنه كان يضرب أكف الرجال في صوم
رجب حتى يضعوها في الطعام و يقول : ما رجب ؟ إن رجبا كان يعظمه أهل
الجاهلية فلما كان الإسلام ترك
Diriwayatkan dari Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau
memukul telapak tangan beberapa orang yang melakukan puasa rajab, sampai
mereka meletakkan tangannya di makanan. Umar mengatakan, “Apa rajab?
Sesungguhnnya rajab adalah bulan yang dulu diagungkan masyarakat
jahiliyah. Setelah islam datang, ditinggalkan.”
Dalam riwayat yang lain,
كرِهَ أن يَكونَ صِيامُه سُنَّة
“Beliau benci ketika puasa rajab dijadikan sunah (kebiasaan).” (Lathaif Al-Ma’arif, 215).
Dalam riwayat yang lain, tentang sahabat Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu,
أنه رأى أهله قد اشتروا كيزانا للماء واستعدوا للصوم فقال :
ما هذا ؟ فقالوا: رجب. فقال: أتريدون أن تشبهوه برمضان ؟ وكسر تلك الكيزان
Beliau melihat keluarganya telah membeli bejana untuk wadah air, yang
mereka siapkan untuk puasa. Abu Bakrah bertanya: ‘Puasa apa ini?’
Mereka menjawab: ‘Puasa rajab’ Abu Bakrah menjawab, ‘Apakah kalian
hendak menyamakan rajab dengan ramadhan?’ kemudian beliau memecah
bejana-bejana itu. (Riwayat ini disebutkan oleh Ibnu Qudamah dalam
Al-Mughni 3/107, Ibn Rajab dalam Lathaif hlm. 215, Syaikhul Islam dalam
Majmu’ Fatawa 25/291, dan Al-Hafidz ibn Hajar dalam Tabyi Al-Ujb hlm.
35)
Ibnu Rajab juga menyebutkan beberapa riwayat lain dari beberapa
sahabat lainnya, seperti Ibnu Umar dan Ibnu Abbas, bahwa mereka membenci
seseorang yang melakukan puasa rajab sebulan penuh.
Sikap mereka ini menunjukkan bahwa mereka memahami bulan rajab bukan
bulan yang dianjurkan untuk dijadikan waktu berpuasa secara khusus.
Karena kebiasaan itu sangat mungkin, tidak mereka alami di zaman Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kesimpulan:
Kesimpulan dari keterangan di atas,
- Tidak dijumpai dalil khusus yang menyebutkan keutamaan bulan rajab.
- Tidak dijumpai dalil yang menyebutkan keutamaan puasa rajab atau shalat sunah khusus di bulan rajab.
- Beberapa sahabat melarang orang mengkhususkan puasa khusus di bulan rajab atau melakukan puasa sebulan penuh selama bulan rajab.
- Dalil yang menyebutkan keutamaan khusus bagi orang yang melakukan puasa rajab adalah hadis dhaif, dan tidak bisa dijadikan dalil.
- Bagi orang yang rajin puasa, dibolehkan untuk memperbanyak puasa di bulan haram. Sebagaimana dinyatakan dalam hadis Al-Bahily. Hanya saja, hadis ini berlaku umum untuk semua puasa bulan haram, tidak hanya rajab.
Allahu a’lam
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi Syariah).
Artikel www.KonsultasiSyariah.com
Artikel www.KonsultasiSyariah.com